TSMoBSA8GfWpTpA5TfY7GSY9BY==

MARKUS 9 : 2 - 9

MARKUS 9 : 2 – 9

Catatan Bahan Jamita Minggu


“YESUS ANAK ALLAH, DENGARKANLAH DIA”

Peristiwa Transfigurasi



KONTEKS TEKS
Peristiwa dalam nats ini adalah peristiwa enam (6) hari setelah Yesus memberikan pelajaran khusus kepada murid-murid-Nya selama perjalanan di desa-desa Kaisarea Filipi. Pelajaran ini dimulai dengan menanyakan kepada murid –murid, siapakah Yesus menurut orang-orang? Dan siapakah Yesus menurut mereka sendiri? (8 : 27-30). Kemudian Yesus memberitahukan tentang penderitaan yang akan Ia alami (8 : 31 – 9 : 1). Setelah memberikan pembelajaran itu Yesus mengajak tiga orang murid yaitu Petrus, Yakobus dan Yohanes ke sebuah gunung yang tinggi, lalu terjadilah peristiwa penampakan Yesus bersama Musa dan Elia lalu terdengarlah suara dari awan yang mengatakan “Inilah Anak-Ku yang terkasih, dengarkanlah Dia”





POINT POINT KHOTBAH
Melalui peristiwa dalam nats ini kita belajar bahwa :


- JANGAN MENGANDALKAN PIKIRAN DALAM MEMAHAMI TUHAN.

Dalam peristiwa dalam nats ini kita melihat bahwa Simon Petrus ketika melihat penampakkan Yesus bersama Musa dan Elia, secara spontan karena ketakutannya ia mengatakan “Biarlah kami dirikan tiga kemah, satu untuk Engkau, satu untuk Musa dan satu untuk Elia”. Respon ini terkesan respon yang baik dan mulia walau didorong oleh karna rasa takut.

Tetapi kita melihat bahwa Petrus menggunakan pikirannya dalam memaknai peristiwa itu dan pemahamannya tentang Yesus masih terasa ambigu. Hal ini kita tahu karna ddalam peristiwa sebelumnya ketika Yesus menanyakan kepada mereka “menurut kamu, siapakah Aku ini?” secara cepat Petrus menjawab Engkaulah Mesias. Namun kemudian ketika Yesus memberitahukan tentang penderitaan dan penolakan yang akan Ia alami sebagai Anak Manusia, Petrus menarik Yesus dan menegur-Nya sehingga Yesus menegur Petrus dengan keras dengan mengatakan : “Enyahlah Iblis, sebab engkau bukan memikirkan apa yang dipikirkan Allah, melainkan apa yang dipikirkan manusia”.

Begitu juga perkataan Petrus dalam peristiwa penampakan Yesus bersama Musa dan Elia ini, perkataan dan respon Petrus itu adalah perkataan dari pikiran manusia yang didorong rasa takut semata dan ia memaknai peristiwa itu sebagai peristiwa jasmani sehingga ia anggap bahwa penampakkan Musa dan Elia adalah penampakkan jasmani sehingga perlu tempat tinggal jasmani berupa kemah. Padahal dalam peristiwa itu begitu menunjukkan peristiwa ilahi, penampakkan kekuasaan Tuhan tapi Petrus malah “mengecilkan” peristiwa penampakkan itu dengan menawarkan mendirikan kemah. Dirajumi si Petrus na boi jolma paradehon inganan di jolma naung sahat tu surgo.

Hal demikian tidak akan mungkin dikatakan oleh Petrus jika ia benar benar mengenal dengan iman bahwa Yesus sebagai Mesias, Anak Allah. Kita menduga bahwa pengenalan dan pemahaman Petrus akan Yesus adalah pengenalan dan pemahaman yang jasmani, kemungkinan dia menganggap Yesus adalah Mesias jasmani yang akan menjadi raja Israel untuk membebaskan Israel dari penjajahan Romawi.



- YESUS ADALAH PENGENAPAN JANJI ALLAH DALAM PERJANJIAN LAMA.

Penampakkan Musa dan Elia dalam peristiwa Transfigurasi ini menegaskan bahwa Yesus adalah penggenapan janji Allah dalam Perjanjian Lama baik dalam Hukum Taurat maupun nubutan nabi-nabi yaitu akan datang nabi Elia mendahului kedatangan Mesias. Kedatangan Elia ini kita tahu lewat kehadiran Yohannes Pembaptis yang meberitakan tentang kedatangan Yesus.



Klik link ini untuk memahami hubungan Elia dan Yohanes Pembaptis.

https://www.jenderali.my.id/2020/02/adakah-reinkarnasi-dalam-kristen-matius.html



Maka kita mengerti bahwa peristiwa transfigurasi ini adalah penegasan kepada ketiga murid kesayangan Yesus bahwa Ia adalah Mesias ilahi yang dinubuatkan oleh Perjanjian Lama yang harus menderita untuk membebaskan manusia dari kematian dan maut.



- YESUS ANAK ALLAH, DENGARKANLAH DIA.

Tidak hanya melalui peristiwa penampakan (Transfigurasi) itu saja penegasan ke-Mesias-an Yesus, tetapi lewat suara Allah dalam awan juga semakin menegaskan bahwa Yesus adalah Anak Allah dan harus didengarkan. Maka peristiwa Transfigurasi dan suara Allah itu menjadi penguatan iman dan pencerahan kepada ketiga murid tersebut dalam mengenal Yesus sebagai Mesias ilahi.

Kemudian Yesus mengingatkan murid – murid tersebut agar tidak membeberkan peristiwa tersebut sebelum Ia bangkit dari antara orang mati. Mereka memegang perkataan itu namun mempersoalkannya, kemungkinan baru setelah Yesus benar-benar bangkit dari antara orang mati baru mereka tersadar dan itu yang membuat mereka menjadi rasul yang militant dalam memberitan Injil.



KESIMPULAN

- Mari mengenal dan memahami Tuhan dengan iman jangan dengan pikiran.

- Dengarkan, Imani dan Lakukanlah Firman Tuhan.

Comments0

Type above and press Enter to search.