TUAN SIPAKKUR : HACHIKO DARI TANAH BATAK
Di Jepang ada seekor anjing bernama Hachiko (hachi = delapan = beruntung) yang sangat setia pada tuannya bahkan ketika tuannya meninggal pun ia setia. Tak kala menarik di tanah Batak, ketika di zaman missionaris menjalankan misi Penginjilan di tanah Batak terdapat kisah unik tentang seekor anjing missionaris yang sangat membawa keberuntungan yaitu anjing peliharaan Nommensen yang bernama Tuan Sipakkur.
Ketika Nommensen mengerjakan missi penginjilan di Tanah Batak banyak cobaan yang ia hadapi. Seorang pelayannya yang bernama Punrau pernah mencoba meracuninya oleh suruhan seseorang. Ketika itu Nomensen selalu sakit perut, kadang juga di punggung. Tetapi Nommensen masih selamat.
Ketika Nommensen tinggal di Silindung, Raja Panalangkup datang ke rumah Nommensen, dia langsung menuju dapur. Dia menaruh racun di bubur Nommensen. Usai menyantap buburnya, ternyata Nommensen masih dalam keadaan sehat dan mampu berkhotbah. Panalangkup yang mengawasi Nommensen dan mengikutinya hingga ia berkhotbah, terkejut sekaligus penasaran.
Nommensen berkata dalam khotbahnya “saling mengasihi dan memaafkan agar kalian menjadi pengikut Tuhan”. Mendengar hal itu, Panalungkup menyesali perbuatannya dan datang meminta maaf kepada Nommensen. Dia berkata: "Berkali-kali saya menyuruh orang untuk membunuhmu, tetapi itu tidak selalu berhasil. Akhirnya, saya ingin melakukannya sendiri, memasukkan racun ke dalam makananmu... Saya terkejut, engkau tidak mati, tetapi anjing majikannya yang memakan sebagian bubur itu mati seketika.”
Nommensen pun mengampuni Panalangkup dan menerima permintaa maafnya. Keesokan harinya ia menjadi teman baik dan menjadi orang lokal pertama yang menjadi teman Nommensen. Setelah tekun “marguru”, Panalangkupi pun dibaptis dan diberi nama “Nikodemus”. Ia rajin mengikuti Nommensen dalam menginjili Silindung. Belakangan, dua anak Panalangkup menjadi pendeta.
Sipakkur konon adalah anjing kesayangan Nommensen. Ia sangat setia melindungi tuannya Nommensen dari berbagai ancaman yang ditimbulkan oleh binatang buas dan orang-orang yang ingin mencuri dari rumah Nommensen. Sebelum meracuni Nommensen, anjingnya menangkap bubur tersebut, memakannya dan mati. Anjing ini diberi nama "Tuan Sipakkur; dan dimakamkan di komplek Pemakaman Ompu i I.L Nommensen di Sigumpar.
Tuhan punya banyak cara untuk melindungi hambanya, Tuan Sipakkur menjadi Hachiko, keberuntungan (hachi) bagi Nommensen.
Comments0